TERIMA KUNJUNGAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI, GOGOT JELASKAN PERAN MAHASISWA PERANGI INFORMASI HOAX
Surabaya, kpujatim.go.id- Sebanyak 70-an mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi melakukan kunjungan ke Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) hari ini, Kamis (4/4). Pada kunjungan ini Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro menyampaikan peran mahasiswa dalam memerangi dan meminimalisir informasi hoax.
70-an mahasiswa ini terdiri dari finalis Public Relation Competition dan Advertising Competition dari berbagai kampus seperti UNPAD, UNAIR, UNESA, UGM, Universitas Widya Mandala, Ukapetra Surabaya serta panitia dan dosen pendamping.
Tujuan kedatangan mahasiswa Ilmu Komunikasi ini ke KPU Jatim sengaja untuk belajar kepemiluan, utamanya mengenai informasi hoax. Demikian disampaikan dosen pendamping, Intan.
Kunjungan ini pun mendapatkan sambutan baik dari Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro serta staf Teknis dan Hupmas KPU Jatim.
Kunjungan dimulai dari Rumah Pintar Pemilu (RPP) Punakawan, dengan dipandu langsung oleh Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Jatim. Di RPP, para mahasiswa diberikan informasi mengenai apa RPP, mengapa namanya Punakawan, sejarah kepemiluan, tahapan pemilu, pentingnya menyalurkan suara, tata cara mencoblos, games-games kepemiluan, dan lain sebagainya.
Usai berkeliling di RPP, berikutnya ada sesi pemaparan materi dan diskusi di aula lantai II kantor KPU Jatim. Pada sesi ini, Gogot menyampaikan mengenai informasi hoax kepada mahasiswa. “Materi informasi hoax ini penting untuk disampaikan kepada adik-adik mahasiswa. Karena adik-adik ini memiliki peranan penting untuk tidak menyampaikan informasi hoax. Informasi hoax ini adalah informasi yang tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya,” tutur Gogot (4/4/2019).
Gogot meneruskan, “Saat ini KPU dalam tahapan pemilu 2019, mendapatkan banyak informasi hoax. Misalnya, orang gila boleh nyoblos, 7 kontainer surat suara Pilpres sudah dicoblos padahal produksi suarat suaranya saja belum, dan sebagainya yang semuanya tidak disertai basis data yang benar dan jelas. Informasi hoax ini pun secara massif disebarkan di media sosial”.
Mahasiswa di sini sebagai generasi milenial harapannya dapat membantu meminimalisir informasi hoax ini. “Caranya dengan memberikan umpan balik terhadap berita yang bernilai unsur provokatif. Lalu, melakukan edukasi anti hoax dalam suatu sistem pendidikan, bergerak dinamis dengan meningkatkan kemampuan literasi media, serta melakukan sosialisasi kepada sesama pemilih pemuda dan pemula akan bahaya dan dampak hoax,” terang mantan Wartawan ini.
Acara kunjungan ini berlangsung dari jam 12 siang sampai dengan jam 3 sore. Kunjungan ditutup dengan penyerahan cinderamata dan foto Bersama.
(AACS)