KPU JATIM SOSIALISASI PILGUB JATIM DI KAMPUS UNAIR; HIMBAU MAHASISWA TIDAK TERLIBAT MONEY POLITIC
Surabaya, kpujatim.go.id – Sosialiasi KPU Goes To Campus untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Timur, digelar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu (23/5). Acara yang bertempat di Aula Soetandyo Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) tersebut menghadirkan tiga nara sumber yang kompeten dalam bidang kepemiluan.
Ketiga narasumber Sosialiasi KPU Goes To Campus tersebut yakni Eko Sasmito (Ketua KPU Provinsi Jawa Timur), serta dua orang dari staf pengajara Unair yakni Dr. Dwi Winarti dan Dr. Kris Nugroho. Acara diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa dari FISIP Unair Surabaya, mayoritas dari jurusan ilmu politik.
Ketua KPU Provinsi Jawa Timur Eko Sasmito menyatakan, saat ini tahapan Pilgub Jawa Timur sudah memasuki tahapan kampanye. Dia menyabut, pihaknya telah menggelar debat publik yang merupakan bagian dari sosialisasi sebanyak dua kali. Debat publik terakhir, juga akan digelar 23 Juni akan datang dan disiarkan secara langsung oleh TV Nasional.
“Debat publik dalam tahapan Pilgub Jatim diikuti oleh dua pasangan calon, terakhir 23 Juni nanti keduanya akan memaparkan visi misinya,” ujarnya.
Eko menjelaskan, selain melaksanakan Pilgub Jawa Timur, di tahun 2018 ini juga juga bersamaan dengan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Jawa Timur. Ada sebanyak 18 kabupaten/kota yang akan melaksanakan Pilkada secara serentak tersebut.
Dengan adanya Pilkada serentak itu, Eko berpesan kepada seluruh mahasiswa yang hadir dalam acara sosialisasi untuk menjauhi politik uang (money politik). Sebab, aturan terkait dengan money politic sangat jelas dan tegas. Di mana, pemberi dan penerima juga akan sama-sama dijerat dengan hukum.
“ Terkait money politik, pemberi dan penerima bisa dijerat hukuman penjara minimal 36 bulan sampai 72 bulan,” terang Eko.
Dosen Unair Surabaya Dr. Dwi Winarti menambahkan, prinsip sebenarnya pemilih itu bagaimana kita memilih pemimpin yang nantinya akan membuat kebijakan yang akan mengenai pemilih tersebut. Jadi, ketika memilih dan menyalurkan hak pilihnya dalam Pilgub Jawa Timur harus menjadi pemilih yang cerdas.
“Karena akan menentukan masa depan Jawa Timur. Kenali dulu visi misi dari kandidat, track record para pasangan calon dan pastikan anda semua terdaftar sebagai pemilih,” urainya.
Sementara itu, Dosen FISIP Unair Surabaya Dr. Kris Nugroho menambahkan, dari berbagai lembaga survey yang menyampaikan hasil surveinya, ternyata pemilih pemula memiliki kecenderungan abai terhadap kepemiluan. Baik dengan Pilkada, Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres).
Menurut hasil beberapa lembaga survey, para kalangan pemilih pemula lebih banyak yang tidak memberikan suranya atau golput. Sebab apa, karena mereka masih menganggap Pemilu tidak memberi efek. Tentu, kondisi tersebut menjadi kekhawatiran oleh beberapa pihak terutama KPU karena berimbas pada penurunan tingkat perolehan suara.
“Ini tentu saja ini tidak boleh terjadi, kita dorong untuk menggunakan hak pilihnya. Caranya, minimal aktif dengan mengamati program, visi dan misi para pasangan calon. Bisa melalui internet atau media sosial di smartphone masing-masing,” pungkasnya. (MC – BIB/BAY)